12.21.2011

Sisi Religius Kemal Ataturk

Apa jadinya Turki tanpa Kemal Ataturk? Banyak orang Turki mengatakan, tanpa bapak nasionalis mereka itu, Turki akan menjelma seperti Iran atau Arab Ssudi Sekarang. Selama masa pemerintahannya, Ataturk melaksanakan serangkaian revolusi sosial dan reformasi politik demi modernisasi Turki. Langkah yang dilakukannya tergolong keras, bahkan media-media Barat pada 1930-an terang-terangan menyebutnya diktator. Tak sedikit pula yang menganggapnya anti Islam. Konsepnya mengenai sekularisme jadi perdebatan sengit generasi muda Turki yang lahir lebih dari 50 tahun setelah ia meninggal.

Mustafa Kemal Ataturk lahir di Thessaloniki, Yunani pada 19 Mei 1881. Ayahnya bernama Ali Reza, seorang pegawai rendahan yang kemudian beralih profesi menjadi pengusaha. Ibunya, Zubeyda Hanim, berasal dari keluarga petani. Setelah Ali Reza meninggal ketika Ataturk berusia tujuh tahun, ia adalah satu-satunya penopang keluarga. Ataturk memiliki lima orang saudara kandung, tapi hanya satu orang yang hidup sampai dewasa, yakni Makbule, saudara perempuan Ataturk yang usianya empat tahun lebih muda. Saudara kandungnya yang lain meninggal ketika usia mereka masih kecil.

Ataturk lahir ketika nasionalisme sedang bangkit di banyak negara. Pergerakan menentang kolonialisme Barat telah muncul di Filipina, Amerika Latin, Timur Tengah, dan belahan dunia lainnya. Selain itu, Negara rusia sudah mulai mereformasi sistem sosial dan politiknya. Demikian pula dengan Jepang. Restorasi Meiji membuat negara itu membuka dirinya dengan peradaban Barat. Tak terkecuali di Turki, mulai muncul suara- suara yang menyatakan tidak puas dengan Kesultanan Turki Usmani yang feodal itu.

Sejak kecil, Ataturk selalu mengagumi para kadet atau siswa sekolah calon perwira. Inilah yang membawanya ke sekolah militer meski sebenarnya ditentang ibunya. Keluarga Ataturk menginginkan satu-satunya anak lelaki mereka itu masuk ke sekolaj agama, dan berharap ia menjadi pegawai kerajaan. Namun, Ataturk telah memilih jalannya sendiri.

Ataturk memasuki War College di Istanbul pada 1899, lalu lulus dengan pangkat letnan dua pada 1902. Lulus dari War College, ia melanjutkan pendidikan di General Staff College dan berhasil lulus pada 1905 dengan menyandang gelar kapten. Ataturk adalah pelajar yang cemerlang. Ia dianggap pemimpin muda yang akan meneruskan kelangsungan Imperium Turki Usmani.

Karier Ataturk di bidang militer juga sangat cemerlang. Ketika pecah Perang Dunia I, ia ditugaskan memimpin divisi ke-19 yang ditugaskan di Semenanjung Gallipoli. Ia segera menjadi pahlawan dan dianggap ahli strategi militer yang jenius. Prestasi ini mengantarnya mendapat pangkat kolonel.

Titik balik kehidupan Ataturk bermula ketika Sultan Mehmed IV menandatangani perjanjian dengan aliansi Barat yang mengakibatkan Turki harus kehilangan banyak wilayahnya. Hal ini mengundang kemarahan kaum nasionalis. Ataturk akhirnya memilih keluar dari ketentaraan Turki Usmani dan menempuh caranya sendiri untuk mempertahankan wilayah Turki. Sebagai orang yang sudah menyandang status sipil, ia memimpin perang kemerdekaan melawan aliansi Barat dan berhasil menang dengan gemilang. Fakta ini menyebabkan sultan makin kehilangan pamornya, lalu dituntut mundur dari pemerintahan. Ataturk kemudian diangkat menjadi presiden Turki yang pertama pada 10 Agustus 1920.

Setelah kekuasaan berada ditangannya, Ataturk segera melakukan revolusi sosial dan reformasi politik untuk mewujudkan Turki yang modern menurut cita-citanya. Institusi agama yang menjadi bagian penting pemerintahan Turki Usmani segera diberangus. Sekolah-sekolah Islam ditutup serta imam dan pemuka agama diharuskan tunduk pada peraturan pemerintah yang baru. Ataturk bahkan mendatangkan pakar busana dari negara-negara Barat untuk mengajari perempuan Turki bagaimana cara berpakaian modern.

Masih banyak lagi langkah kontroversial yang dilakukannya.Dengan kekuasaannya yang tak terbatas, ia mengubah aksara Arab yang sudah dipakai di Turki selama berabad-abad menjadi aksara Latin. Sarjana dan  ilmuwan Turki harus sekolah lagi dan belajar seperti murid SD hanya untuk mempelajari aksara yang baru tersebut! Ataturk juga pernah mengeluarkan aturan yang melarang azan dikumandangkan dalam bahasa Arab. Para muazin diharuskan melafalkan panggilan shalat dalam bahasa Turki. Bagi yang membangkang akan dikirim ke penjara! Menurut Ataturk, langkah ini dilakukan untuk membersihkan Turki dari unsur budaya Arab serta tribalisme padang pasir.

Langkah ini banyak disorot dan masih jadi topik yang kontroversial sampai sekarang. Meskipun sering dianggap anti Islam, dalam pernyataan resminya, Ataturk memilik pandangan positi mengenai agama. Menurutnya, agama harus sesuai dengan pengetahuan dan logika. Dalam pandangannya, agama Islam diturunkan melalui Nabi Muhammad untuk semua umat manusia, bukan hanya untuk orang arab saja. Pemimpin yang menggunakan agama untuk mendapatkan kekuasaan adalah figur yang lemah, cetusnya.

Pada masa mudanya, Ataturk pernah menimba ilmu di sekolah Islam meskipun dalam waktu yang tidak lama. Saat di sekolaj militer, ia juga mendapatkan pelajaran agama sebagai salah satu bidang ilmu yang harus dipelajari semua calon tentara. Ataturk mengerti bahasa Arab dan mampu memahami Al-qur'an setidaknya secara literal. Menurut para penulis biografinya, ia adalah  penganut paham Islam kultural. Jauh dari kesan agnostik seperti yang ditunjukan pemimpin-pemimpin Turki yang muncul kemudian.

Terlepas dari segala kontroversi, ide yang dicetuskan Ataturk sebenarnya masih sangat relevan dengan kehidupan sekarang. Seperti pemikirannya bahwa Islam diturunkan untuk semua umat manusia, bukan hanya untuk orang Arab saja. Fenomena arabisasi Islam menjadi sorotan saat ini, dan Ataturk sudah menggarisbawahi hal itu sejak 80 tahun yang lalu. Langkah-langkah yang dilakukannya untuk membumikan Islam seperti mengganti lafal azan ke dalam bahasa Turki mungkin dianggap ide gila untuk ukuran sekarang. Begitu pula soal pelarangan jilbab. Pakaian muslimah ini di masa lalu mungkin dianggap simbol keterbelakangan. Namun kini, menggunakan penutup kepala itu dianggap hak individu dan bagian dari identitas pribadi. Agaknya pendukung ideologi Kemalis perlu menyesuaikan pahamnya dengan kondisi saat ini.

sumber : Rp. 2,5 jutaan keliling Turki, Hairun Fahrudin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar